|      MERDEKA.COM. Ibarat bekerja dalam senyap, KPU    bersama KPU provinsi  dan KPU kabupaten/kota telah menyelesaikan    pekerjaan besar: menetapkan daerah pemilihan (dapil) DPRD provinsi dan DPRD    kabupaten/kota. Ini  pencapaian luar biasa, karena ketidaklogisan dan ketidakkonsistenan    dapil DPRD yang muncul sejak Pemilu 2004, kini berhasil ditata kembali sesuai    dengan prinsip-prinsip pemilu demokratis.  |    
Sunday, March 31, 2013
KPU Sukses menata dapil DPRD, Semoga!
Surya Paloh kritik kebijakan pertanian Indonesia
|      MERDEKA.COM. Ketua Umum Partai Nasional    Demokrat (NasDem) Surya Paloh mengkritik kebijakan negeri ini yang belum    menghargai jasa para petani sebagai soko guru revolusi. Menurut dia kaum    petani dibiarkan berkompetisi dengan produk asing yang semakin hari kian    membanjiri pasar dalam negeri.  |    
Wednesday, March 27, 2013
Kombes Yoyol, kapolres tersibuk se-Indonesia
|      MERDEKA.COM. Kadiv Humas Polri, Irjen Pol    Suhardi Alius mengaku amat bangga dengan Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol    Angesta Romano Yoyol. Bukan tanpa alasan, Yoyol dipandang sebagai sosok    polisi yang tak kenal lelah menangani berbagai kasus di pusat ibu kota. "Yoyol itu kapolres    tersibuk di dunia semua kegiatan dia pegang. Kegiatan ada di pusat demo DPR    semua itu ada di Polres pusat tapi dia tenaganya kuat," kata Jenderal    bintang dua ini di Jakarta, Rabu (27/3) Bahkan saat menjabat sebagai    Wakapolda Metro Jaya, Suhardi segan dan tak tega untuk membangunkan Yoyol.    Dia tahu bahwa Yoyol sudah bekerja keras. "Dia itu jam 3 baru    tidur ke mana-ke mana dulu. Kalau sudah tahu gitu saya enggak berani bangunin    dia, kasihan dan enggak tega," ucapnya lagi. Namun memang diakui    Suhardi belum banyak yang dilakukan Mabes Polri untuk perwira menengah yang    dilantik pada 6 Agustus 2011 lalu. "Kalau untuk    penghargaan urusan atasan. Tapi kita selalu support dia. Seperti yang saya    lakukan dampingi dia dengan terjun langsung mengamankan demo," tutup    Suhardi.  |    
Ini alasan PBB terima Susno Duadji jadi kader partai
|      MERDEKA.COM. Komjen (Purn) Susno Duadji resmi    terdaftar sebagai anggota Partai Bulan Bintang (PBB). Meski terbilang baru    terjun ke dunia politik, namun Susno telah lama mengenal ketua umum partai    PBB, MS Kaban semasa menjabat Menteri Kehutanan.  |    
DPD apresiasi putusan MK soal wewenang bahas RUU terkait daerah
|      MERDEKA.COM. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)    menyambut baik putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memberikan wewenang    kepada lembaga negara hasil amandemen UUD ini untuk membahas Rancangan    Undang-Undang (RUU) terkait daerah.  DPD pun menilai MK    menguatkan peran lembaga ini dalam sistem legislasi di Indonesia. "Ini    merupakan hari bersejarah dalam sistem ketatanegaraan kita sehingga tugas dan    fungsi DPD memiliki tempat yang sepantasnya," ujar Ketua DPD Irman    Gusman dalam konferensi pers di Gedung MK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta,    Rabu (27/3). Irman mengatakan,    pihaknya akan segera melakukan pertemuan dengan pemerintah dan DPR untuk    membicarakan teknis pelaksanaan putusan ini. Hal ini karena putusan MK tidak    berlaku surut, sedangkan ada banyak Undang-undang (UU) terkait daerah yang    disahkan tanpa persetujuan DPD. "Kami akan    mengadakan konsultasi dengan DPR dan Presiden untuk menindaklanjuti putusan    MK," kata Irman. Sementara itu, Ketua Tim    Litigasi DPD I Wayan Sudirta menyatakan, permohonan uji materi ini tidak    diajukan untuk meminta kewenangan melebihi yang sudah ada.  "Kami tidak meminta    tambahan wewenang, hanya mengenai hak inisiatif dalam mengajukan RUU,    pembahasan dan persetujuan," terang dia. Lebih lanjut, Wayan    menambahkan, dengan putusan ini DPR tidak boleh lagi merendahkan status DPD    dalam pembahasan RUU terkait daerah.  "Terbukti pendapat    DPD benar," pungkas dia.  |    
Pakar Prediksi Yudhoyono Tolak Jadi Ketum Demokrat
|      Pakar    Komunikasi Politik Tjipta Lesmana memprediksi Ketua Dewan Pembina Partai    Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono akan menolak usulan peserta kongres luar    biasa (KLB) untuk menjadi ketua umum Partai Demokrat.  "Pak SBY itu orang    cerdas. Dia mengetahui usulan itu merupakan jebakan untuk    merendahkannya," kata Tjipta Lesmana usai "Dialog Kenegaraan: Peran    Badan Kehormatan dalam Harkat, Martabat, Kehormatan, dan Citra Lembaga    Legislatif" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.  Pembicara lainnya pada    diskusi tersebut adalah Ketua Badan Kehormatan DPD RI AM Fatwa, Sekretaris    Fraksi PAN DPR RI Teguh Juwarno, dan Mantan Anggota DPR RI Zein Badjeber.  Tjipta Lesmana    menjelaskan, jika Yudhoyono menerima usulan dan menjadi Ketua Umum Partai    Demokrat maka akan muncul persepsi bahwa dia lebih rendah dari Anas    Urbaningrum karena mau menerima jabatan yang telah ditinggalkan Anas.  Untuk menghindari    persepsi negatif sekaligus menyelamatkan Partai Demokrat, Tjipta    memperkirakan, pada saat para peserta KLB Partai Demokrat mengusungnya    menjadi ketua um, Yudhoyono akan menolaknya tapi kemudian menunjuk seseorang    untuk menjadi ketua umum.  Menurut dia, figur yang    diharapkan Yudhoyono adalah kader senior Partai Demokrat yang memiliki    karakter tetang dan loyal kepada dirinya.  "Figur tersebut yang    sedang dicari oleh Pak SBY," katanya.  Ketika ditanya siapa    kader senior Partai Demokrat yang mendekati kriteria tersebut, Tjipta Lesmana    mengatakan, mungkin saja Anggota Dewan Pembina Syarif Hasan dan Sekretaris    Mejalis Tinggi Jero Wacik.  Jika Jero Wacik yang    ditunjuk untuk memimpin Partai Demokrat, menurut dia, maka harus mundur dari    jabatan Menteri Energi dan Sumber Saya Mineral (ESDM) agar lebih konsentrasi    mengurusi partai.  Tjipta Lesmana juga memprediksi,    pelaksanaan KLB Partai Demokrat di Bali, pada 30-31 Maret 2013, akan berjalan    mulus tidak sampai muncul dinamika.(tp)  |    
Tuesday, March 26, 2013
Mami germo di Surabaya mau jadi caleg Partai Demokrat
|      MERDEKA.COM. Kabar ada seorang mami germo    mencalonkan diri sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) DPRD Jawa Timur    melalui kendaraan Partai Demokrat-pun, santer terdengar di Surabaya. Bahkan,    dikabarkan si mami germo yang ingin duduk di kursi dewan itu, masih aktif    mengoleksi purel-purel di salah satu pub ternama di Kota Pahlawan.  |    
Penyadapan Penting untuk Ungkap Korupsi
|      Jakarta    (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi mengakui kewenangan penyadapan    penting untuk mengungkap kasus tindak pidana korupsi.  "Dalam melakukan    korupsi sedemikian sulit pembuktiannya karena kebanyakan pelaku korupsi    bertindak rapi, sistematis dan tertata sehingga dalam beberapa hal penyadapan    jadi penting," kata penyidik KPK Novel Baswedan dalam diskusi media di    KPK Jakarta, Selasa.  Padahal saat ini    Rancangan Undang-undang Hukum Acara Pidana yang dibahas oleh pemerintah dan    DPR memerintahkan agar penyadapan hanya dapat dilakukan oleh penyidik atas    perintah tertulis atasan penyidik setempat setelah mendapat surat izin dari    Hakim Pemeriksa Pendahuluan (pasal 83 ayat 3).  "Dalam keadaan    normal atau umum permintaan izin ke pengadilan tidak masalah tapi kalau tidak    normal atau khusus akan menjadi masalah, jadi hal ini harus ada    mekanismenya," tambah Novel.  Namun menurut salah satu    penyidik dalam kasus korupsi kasus pengadaan alat simulasi roda dua dan empat    di Korps Lalu Lintas tersebut, tidak semua kasus korupsi pembuktiannya    dilakukan penyadapan.  "Tidak semua tindak    pidana korupsi pembuktiannya penyadapan, tapi karena korupsi dilakukan dengan    rapi maka penyadapan menjadi penting," jelas Novel.  Sejumlah kasus korupsi    yang dibuktikan lewat penyadapan misalnya kasus suap dalam pengajuan Hak Guna    Usaha di Buol, Sulawesi Tengah yang melibatkan Siti Hartati Murdaya maupun    kasus korupsi pengadaan laboratorium komputer dan penggandaan Al Quran tahun    anggaran 2011-2012 yang menyeret politisi Golkar Zulkarnaen Djabar.  Dalam diskusi tersebut    Novel juga mengakui bahwa kasus korupsi yang paling banyak ditangani KPK    adalah terkait suap dan kerugian keuangan negara, tetapi penanganan kasus    suap dapat dilakukan lebih cepat.  "Suap cepat karena    tidak ada variabel perhitungan kerugian negara dibanding kasus korupsi yan    merugikan keuangan negara, jadi kalau kasus kerugian negara perlu waktu yang lebih    lama," ungkap Novel.  Kasus suap yang baru-baru    ini terungkap adalah suap terhadap wakil Ketua Hakim Pengadilan Negeri    Bandung Setyabudi Tejocahyono dan suap pengurusan kuota impor daging sapi di    Kementerian Pertanian yang menyeret mantan Ketua Presiden Partai Keadilan    Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq.  Sementara kasus korupsi    kerugian negara yang masih terus disidik korupsi meski sudah lama berlangsung    adalah korupsi proyek Pusat Pelatihan, Pendidikan dan Sekolah Olahraga    Nasional (P3SON) Hambalang Jawa Barat dan kasus korupsi fasilitas pinjaman    jangka pendek dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak    sistemik. (tp)  |    
Nasir: Forbes Serahkan Kemendagri Soal Bendera Aceh
|      Banda Aceh    (ANTARA) - Ketua Forum bersama (Forbes) Aceh HM Nasir Djamil mengatakan    menyerahkan sepenuhnya kepada Kementerian Dalam Negeri soal disahkannya    rancangan qanun menjadi qanun (Perda) tentang bendera dan lambang Aceh oleh    legislatif (DPRA) setempat.  "Kami menyerahkan    sepenuhnya kepada Kemendagri untuk menilai apakah lambang dan bendera Aceh    itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tidak,"    katanya yang dihubungi dari Banda Aceh, Selasa.  Hal itu disampaikan    menanggapi pengesahan qanun berupa gambar bulan dan bintang dengan les garis    hitam dan putih di atas kain berwarna dasar merah sebagai bendera Aceh, serta    gambar buraq dan singa sebagai lambang Aceh oleh DPRA pada 23 Maret 2013.  "Kendati demikian,    Forbes DPR dan DPD RI asal Aceh mengingatkan Kemendagri untuk menghormati    kekhususan Undang Undang Nomor 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) yang    dimiliki oleh Aceh," kata politisi PKS itu.  Namun, menurut dia,    bendera dan lambang Aceh itu akan menjadi "batu ujian" antara    Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat.  "Dan jika itu    berhasil dilewati dengan mulus, saya yakin ke depan hubungan Aceh dan Pusat    akan mulus. Forbes tidak dalam posisi setuju atau tidak dengan qanun bendera    dan lambang Aceh," kata HM Nasir menjelaskan.  Tapi yang Forbes pikirkan    adalah bagaimana agar Pemerintah Aceh saat ini mampu mensejahterakan    masyarakat di provinsi berpenduduk sekitar 4,7 juta jiwa tersebut.  Dipihak lain, Nasir juga    mengatakan semua pihak harus menghormati keputusan bersama legislatif dan    eksekutif Aceh terkait pengesahan qanun bendera dan lambang daerah tersebut.  Sebab, kata dia, di dalam    MoU Helsinki dan UUPA tidak secara detail mengatur tentang bendera dan    lambang Aceh.  Sementara di Peraturan    Pemerintah Nomor 77/2007 memang disebutkan bahwa lambang dan bendera daerah    tidak boleh seperti lambang dan bendera yang pernah digunakan oleh gerakan    separatis.(rr)  |    
Monday, March 25, 2013
Anis Matta Tak Lagi Percaya Survei Politik
|      TEMPO.CO    , Jakarta:Kemenangan kandidat gubernur Partai    Keadilan Sejahtera (PKS) di Pemilihan Gubernur Jawa Barat dan Sumatera Utara    membuat Presiden PKS Anis Matta meragukan independensi dan obyektifitas    lembaga survei. Pasalnya, sejumlah lembaga survei itu meramalkan elektabilitas    PKS bakal merosot pada pemilu 2014. "Hasil survei saat    ini perlu dicermati dengan baik mengingat saat ini banyak lembaga survei    menjadi konsultan partai politik yang tentunya akan mendongkrak popularitas    dari partai yang menyewa mereka," kata Anis Matta di Manado, Senin 25    Maret 2013.  "Survei atau alat    baca sangat rentan dan kadangkala tak sampai tujuannya. Alat baca kini justru    jadi alat kampanye dari satu partai karena mereka jadi konsultan. Jadi tetap    hanya hasil akhir yang menetukan," kata Anis lagi. Anis Matta transit di    Kota Manado setelah sebelumnya berada di Maluku Utara untuk menghadiri    deklarasi pasangan calon gubernur Abdul Gani Kasuba dan Muhammad Nasir Tayib. Menurut Anis, kemenangan    PKS di dua pilkada besar yakni Jawa Barat dan Sumatera Utara menepis hasil    survei lembaga-lembaga polling. "Di dua pilkada, kami ditempatkan di    posisi yang kalah. Buktinya kami malah menang satu putaran," kata Anis    Matta. Namun demikian, Matta    mengatakan jika survei tetap diperlukan sebagai bahan analisa untuk menambal    kekurangan yang terjadi di dalam internal partai. "Survei itu sendiri    bisa kita jadikan analisa untuk ke depan kita semakin kuat. Makanya di setiap    pertemuan PKS saya selalu ingatkan untuk lebih mencermati hasil survei yang    ada," katanya.  |    
RUU Advokat Picu Debat Panjang di DPR
|      TEMPO.CO    , Jakarta:Rapat dengar pendapat antara sejumlah    organisasi advokat dengan Badan Legislasi DPR, Senin 25 Maret 2013 diwarnai    debat panjang dari puluhan  advokat dari delapan organisasi advokat yang    hadir. Mereka berdebat di antara mereka sendiri, meski tujuan rapat adalah    mendapatkan masukan untuk parlemen. Perdebatan langsung    dimulai ketika rapat dibuka sekitar pukul 13.30 WIB. Kericuhan terjadi karena    puluhan advokat saling berebut kursi yang hanya tersedia untuk 50 undangan.    Kursi rapat menjadi kurang lantaran tiap organisasi membawa rombongan besar. Tak lama setelah Wakil    Ketua Baleg, Achmad Dimyati Kusumah membuka sidang, hujan interupsi langsung    terjadi. Para advokat memprotes kurangnya kursi dan mundurnya waktu rapat    yang seharusnya dijadwalkan pukul 13.00 WIB. Dimyati pun mencoba menenangkan    para advokat dengan menjelaskan sejumlah kesibukan rapat di dewan. Begitu diskusi soal draft    revisi Rancangan Undang-Undang Advokat dimulai, para advokat justru lebih    sering menyinggung-nyinggung urusan internal organisasi advokat. Salah satu perdebatan    yang cukup menyita waktu adalah soal dualisme kepengurusan Ikatan Advokasi    Indonesia (Ikadin). Saat ini ada dua organisasi advokat dengan nama yang    sama: Ikadin. Yang satu dipimpin Todung Mulya Lubis, sedangkan yang lain    dipimpin Otto Hasibuan. Selama lebih dari sepuluh    menit, wakil dari kedua Ikadin adu mulut. Sambil berdiri dan menunjuk-nunjuk,    kedua kelompok saling tuding. "Ikadin yang resmi    adalah Ikadin pimpinan Otto Hasibuan. Todung sudah dipecat," ujar    Sekretaris Jenderal Ikadin pimpinan Otto, Adar Dam. Pernyataan ini langsung    disambut protes dari kubu lawannya. Saking riuhnya suasana,    Dimyati yang memimpin rapat lebih banyak menenangkan dan mengatur jalannya    sidang. "Ini bagian dari demokratisasi, silakan saja pro dan    kontra," kata Dimyati. Menurut Dimyati, meski    rapat berlangsung panas, Baleg tetap merasa mendapat sejumlah masukan.    Misalnya tentang perlunya standardisasi keanggotaan organisasi advokat dan    pengaturan kelembagaan. "Tapi kita memang lebih banyak mendengar mereka    saling curhat." Rapat akhirnya ditutup    pada pukul 15.30 WIB. Sekitar sepuluh petugas keamanan terus memantau    situasi. Hingga ditutup, tak ada kesimpulan yang dapat diambil dari rapat    riuh rendah itu.  |    
Pemerintah Perlu Bentuk TPF Kasus Sleman
|      Wakil Ketua    Majelis Permusyawaratan Rakyat Lukman Hakim Saifuddin mengatakan pemerintah    perlu membentuk tim pencari fakta untuk menyelidiki dan mengungkap pelaku    kasus penembakan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Kabupaten Sleman, Daerah    Istimewa Yogyakarta.  "Saya pikir perlu    dibentuk semacam TPF, tim pencari fakta, yang independen karena kasus ini    diduga dilakukan oleh sekelompok orang yang terlatih. Itu karena selama ini,    banyak kasus yang melibatkan TNI/Polri berakhir tidak jelas dan berlangsung    tertutup," kata Lukman dalam Dialog Pilar Negara bertema "Menata    Hubungan TNI/Polri" yang diadakan MPR di Gedung Nusantara IV MPR/DPR di    Jakarta, Senin.  Dalam insiden di Lapas    Cebongan itu empat tahanan tewas ditembak.  Dia menilai pembentukan    TPF independen tersebut penting agar masyarakat luas mengetahui `akar`    masalah yang sebenarnya dan para `aktor` yang melakukan penembakan secara    semena-mena di LP Cebongan itu.  "TPF independen ini    bisa diisi dengan para ahli pencari fakta dari kalangan yang punya    independensi, seperti akademisi atau pers," ujarnya.  Menurut dia, pembentukan    TPF independen itu perlu dilakukan karena selama TNI/Polri yang melakukan    penyelidikan terhadap kasus-kasus yang melibatkan oknum TNI atau oknum    Polisi, rakyat cenderung tidak mendapatkan informasi yang sesungguhnya.  Misalnya, kata dia, kasus    yang masih baru adalah penyerangan TNI ke Mapolres OKU, Sumatera Selatan,    ternyata rakyat tidak mengetahui perkembangan dari penanganan hukum kasus    itu.  "Kalau kasus-kasus    seperti ini terus `hilang` begitu saja, sangat mengerikan karena jelas tidak    ada kepastian hukum. Padahal, itu antara TNI dan Polri, bagaimana kalau itu    menimpa rakyat? Bukankah TNI/Polri dibiayai dengan anggaran negara?"    katanya.  Oleh karena itu, kata    Lukman, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono perlu memanggil Panglima TNI dan    Kapolri untuk benar-benar menuntaskan kasus itu melalui jalur hukum.  Pada kesempatan itu,    kriminolog Adrianus Meliala menilai bahwa polisi kemungkinan besar sudah    mengetahui pelaku penembakan di LP Cebongan, tetapi pihak kepolisian tidak    berani bertindak sehingga menunggu `kerelaan` dari pihak TNI.  Dia juga membantah    konflik antara TNI dan Polri belakangan ini akibat kecemburuan kesejahteraan.     "Secara struktur    kepegawaian semisal remunerasi, justru TNI mendapat sebesar 60 persen dan    Polri hanya 15 persen. Memang ada masalah di internal TNI maupun Polri    sendiri, yang tidak mau melihat bahwa kedua lembaga ini memang berbeda,"    ujar Adrianus.(tp)  |    
Sunday, March 24, 2013
KLB Demokrat Diharapkan Pertegas Kewenangan Majelis Tinggi
|      Jakarta    (ANTARA) - Kongres Luar Biasa Partai Demokrat diharapkan mempertegas    kewenangan majelis tinggi terutama dalam menunjuk ketua umum pengganti jika    orang yang memegang jabatan itu berhalangan tetap.  "Ini perlu    dipertegas dan konkret sehingga manakala terjadi hal-hal krusial tentang    halangan tetap, seorang ketua umum bisa diputuskan melalui rapat majelis    tinggi," kata Koordiantor Pimpinan Pusat Persaudaraan Kader Partai    Demokrat (Perekat) Subur Sembiring di Jakarta, Minggu.  Selain majelis tinggi,    menurut Subur kewenangan dewan pembina juga harus dipertegas agar dapat    memberikan koreksi dan rekomendasi yang harus dijalankan dewan pimpinan pusat    (DPP).  "Jadi, dewan pembina    tidak hanya sebagai penasihat tapi bisa menjadi fungsi kontrol terhadap    DPP," katanya.  Selain itu, kata Subur,    perlu diatur secara konkret hubungan majelis tinggi, dewan pembina, dan DPP    sehingga ke depan masing-masing dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya    dengan benar.  Fungsi dewan kehormatan    dan komisi pengawas juga harus diperjelas dan dipertegas sehingga jika    rekomendasi dewan kehormatan atas masukan komisi pengawas tidak dijalankan    DPP ada sanksinya untuk disampaikan pada Rapimnas, kata Subur.  Terkait hal itu, kata Subur,    selain memilih ketua umum pengganti Anas Urbaningrum, agenda KLB Partai    Demokrat di Bali pada 30-31 Maret yang tidak kalah penting adalah    penyempurnaan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai.  "Kami mengetahui    bahwa AD/ART Partai Demokrat hasil Kongres II di Bandung masih ada kekurangan    yang perlu disempurnakan, oleh karenanya pada KLB kali ini perlu juga dibahas    untuk ada perubahan," kata anggota Pokja AD/ART Kongres II Partai    Demokrat di Bandung 2010 itu.  Perubahan mendasar lainnya    yang harus dilakukan dalam AD/ART Partai Demokrat, menurut Subur adalah    terkait organisasi sayap partai.  Ia berharap organisasi    sayap juga memiliki hak suara dalam forum permusyawaratan partai di semua    tingkatan karena organisasi sayap juga memiliki andil dalam membesarkan    partai.  "Sudah seharusnya    organisasi sayap punya hak suara di kongres, KLB, musyawarah daerah, dan    musyawarah cabang. Jangan lagi diatur oleh peraturan organisasi yang sampai    saat ini tidak diterbitkan dan tidak pernah dibahas DPP," katanya.  Sebaliknya, kata Subur,    hal-hal yang tidak perlu justru harus dihilangkan. Misalnya keberadaan    pengurus harian terbatas yang dinilainya tidak perlu ada, cukup pengurus    harian saja.  "Jangan menimbulkan    kelas khusus dan istimewa di DPP," katanya.  Lebih lanjut Subur    mengatakan bahwa KLB juga perlu menetapkan tim formatur untuk menyusun    kepengurusan DPP Partai Demokrat sampai 2015.  "Harus ada perubahan    kepengurusan, karena ketua umum yang baru memerlukan pengurus DPP yang bisa    bekerja sama dan memiliki komitmen untuk kemajuan partai dalam menghadapi    Pemilu 2014," katanya.(rr)  |    
Friday, March 22, 2013
LPSK sebut Ibas langgar UU karena laporkan Yulianis ke Polisi
|      MERDEKA.COM. Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro    Yudhoyono alias Ibas telah melaporkan saksi kunci kasus korupsi proyek    Hambalang Yulianis ke Polda Metro Jaya. Laporan ini dilayangkan lantaran Ibas    tidak terima disebut menerima uang sebesar USD 200 ribu dari proyek tersebut.  |    
Agus Martowardojo Siap Paparkan Makalah Uji Kepatutan
|      Jakarta    (ANTARA) - Calon tunggal Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo siap    untuk memaparkan makalah mengenai kredibilitas bank sentral yang akan    disampaikan dalam uji kepatutan dan kelayakan di forum DPR RI pada Senin    (25/3).  "Papernya sudah    siap, hari Senin nanti insya Allah saya datang," ujarnya ketika ditanya    mengenai makalah yang telah disiapkan untuk mendukung kelancaran uji    kepatutan dan kelayakan Gubernur BI, saat ditemui di Jakarta, Jumat.  Agus memaparkan judul    lengkap dari makalah tersebut yaitu penyelarasan dan penguatan Bank Indonesia    menuju bank sentral yang kredibel dan terpercaya untuk mendukung pembangunan    masyarakat Indonesia yang berkesinambungan.  "Banyak pesan yang    ada di situ," katanya singkat.  Agus, yang masih menjabat    sebagai Menteri Keuangan, enggan menanggapi komentar negatif yang menganggap    dirinya belum pantas menjabat sebagai Gubernur BI, karena belum sepenuhnya    menguasai isu moneter.  Sebelumnya, pengamat    ekonomi Universitas Gajah Mada Tony Prasetiantono menilai Agus Martowardojo    memiliki kekuatan dalam hal kepemimpinan, namun lemah pada sisi makro dan    moneter.  "Saya menilai    objektif Agus Martowardojo punya kemampuan kepemimpinan dan meyakinkan pasar    yang sangat baik, namun lemah pada sisi makro dan moneter," katanya di    Gedung DPR RI Senayan Jakarta, Selasa (19/3).  Namun, apabila terpilih,    mantan direktur utama Bank Mandiri tersebut hendaknya didukung pengisi    jabatan deputi gubernur senior BI yang memiliki keahlian dalam bidang moneter    dan makro. Saat ini, posisi masih kosong pejabat.  "Dengan demikian,    Pak Agus memiliki tandem. Posisi deputi gubernur juga harus lengkap,    setidaknya ada lima orang," ujar Tony.  Sebelumnya, Presiden    Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan nama Menteri Keuangan Agus Martowardojo    untuk diuji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Gubernur BI menggantikan    Darmin Nasution yang habis masa jabatannya 23 Mei 2013.  Agus Martowardojo    sebelumnya pernah dicalonkan sebagai Gubernur BI pada 2008 namun gagal dan    ditolak oleh Komisi XI DPR RI. (ar)  |    
FW: chocolate-hazelnut macaroon torte
Feed: simpleandsweetlittlethings.blogspot.com
  Posted on: Friday, March 22, 2013 22:25
  Author: deb
  Subject: chocolate-hazelnut macaroon torte
|          When it comes to large family    gatherings, no matter how much I humble-brag about my brisket,    roasted    vegetable sides or the way I know my way around a salad, I am always    instead nominated to bring desserts. So, like a certain Phoebe on cup-and-ice    duty that I will date myself by referencing, I take things very seriously, in    part because I have a lot of rules for Passover desserts. The first is that that    whatever dessert I make cannot include even a speck of matzo meal. I’m sorry,    I realize this is a sensitive topic and I should tread more carefully, but I    find the taste of matzo meal just awful in anything but matzo ball soup. My    difficult palate aside, I also figure if I’m going to go through the effort    to come up with something new (and hopefully better) in the flourless    department, it would be of more use to more people were it also gluten-free,    so that’s the second rule. The final rule is that I want the dessert to be    good enough that I’d choose it any other day of year. It can’t just be good for a Passover dessert.    It can’t just be good for    something gluten-free. It has to be objectively good. Really, shouldn’t    everything be?  My inspiration this year    was a cake I found on Epicurious. Isn’t    it a beaut? I knew I had to find a way to make it happen, but I also knew    it wasn’t going to be the way it was written. Aside from the fact that it is    not actually a Schwarzwälder Torte (a chocolate cake with whipped cream,    cherries and often Kirsh, what we sometimes refer to as a Black Forest Cake)    and that it contains both flour and powdered sugar (a Passover no-no, unless    you find or make cornstarch-free stuff), reviewers seemed very unhappy with    the meringues, which were too thin and from what I could tell, not    particularly flavorful. I turned instead to the macaroon component of an almond    torte I made a few year ago; the torte was a headache but the macaroons    ended up having a lovely flavor largely because they contained such a high    proportion of nuts. Given the choice, I always prefer meringues that are    closer to macaroons. ... Read the rest of chocolate-hazelnut    macaroon torte on smittenkitchen.com ©    smitten kitchen 2006-2012. | permalink    to chocolate-hazelnut macaroon torte | 15    comments to date | see more: Cake, Chocolate, Gluten-Free, Passover, Photo   |    
Tuesday, March 19, 2013
FW: coconut bread
Feed: simpleandsweetlittlethings.blogspot.com
  Posted on: Monday, March 18, 2013 21:26
  Author: deb
  Subject: coconut bread
|          Three weeks ago, we together    rolled our eyes because it seemed like everyone was either celebrating spring    (pea tendrils! meyer lemons!) or on vacation without us, cluttering our    social media feeds with shiny, happy scenes on distant beaches. We had a brief    but unequivocally necessary pity party because while we were stuck here,    shivering, with a fresh layer of sleet accumulating outside. We consoled    ourselves with blood    orange margaritas.  And then — EH TU, DEB? —    I turned on you too.  Really, I have some    nerve. There we were, finally getting caught back up after a fall and winter    of extended absences while I hopped from Atlanta to Austin, Boston to    Bridgewater, Minneapolis to Montreal, Salt Lake to St. Louis and I unpacked    my thick sweaters and wool socks only long enough to replace them with    sunscreen and flip-flops. What a terrible week. ... Read the rest of coconut bread    on smittenkitchen.com ©    smitten kitchen 2006-2012. | permalink to coconut    bread | 154    comments to date | see more: Breakfast, Everyday Cakes, Muffin/Quick Bread, Photo   |    
Friday, March 15, 2013
KPK Dalami Pengakuan Yulianis Soal Dana ke Ibas
|      TEMPO.CO    , Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi akan    memeriksa kebenaran pengakuan Wakil Direktur Keuangan PT Permai Group,    Yulianis, mengenai dana US$ 200 ribu (Rp 1,94 miliar) yang diduga mengalir ke    Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono. Yulianis    mengatakan hal itu Kamis lalu, setelah diperiksa sebagai saksi di Pengadilan    Tindak Pidana Korupsi sehubungan dengan kasus proyek di sejumlah kampus. "Setiap keterangan    dan pengakuan dari saksi atau tersangka, apakah itu di penyidikan atau    persidangan, tentu akan dilakukan validasi," ujar juru bicara KPK, Johan    Budi S.P., Jumat, 15 Maret. Validasi ini, ia mengimbuhkan, bisa dilakukan    dengan cara memanggil atau tidak pihak-pihak terkait. Perihal pemanggilan    Yulianis, menurut Johan, yang bersangkutan sudah pernah diperiksa. Sedangkan    soal perlu-tidaknya menghadirkan Ibas—sapaan Edhie Baskoro--ia mengatakan,    "Validasi jangan diartikan harus memanggil orang yang dituduh. Validasi    bisa dilakukan tanpa memanggil tertuduh." Kepada wartawan, Yulianis    mengungkapkan bahwa Permai Group mengucurkan dana US$ 200 ribu kepada Ibas    pada 2010 dan merupakan dana proyek Hambalang di Sentul, Bogor. Uang    tersebut, kata dia, terkait dengan Kongres Partai Demokrat di Bandung, Mei    2010. Pemilik Permai Group yang    juga mantan Bendahara Demokrat, M. Nazaruddin, juga pernah melontarkan adanya    aliran uang untuk kongres. Menurut dia, Rp 100 miliar dari dana proyek    Hambalang digunakan buat menyokong kemenangan Anas Urbaningrum sebagai Ketua    Umum Demokrat. Uang tersebut, kata    Nazaruddin, diserahkan PT Adhi Karya melalui orang dekat Anas, Machfud    Suroso, yang juga Direktur Utama PT Dutasari Citralaras. Dutasari merupakan    subkontraktor Adhi Karya dalam proyek Hambalang. Machfud sendiri sudah    diperiksa KPK dan dicekal untuk tidak bepergian ke luar negeri. Berdasarkan dokumen    catatan keuangan Permai Group yang diperoleh Tempo, nama Ibas tertulis    menerima US$ 100 ribu pada 29 April dan 30 April 2010, beberapa hari sebelum    kongres digelar. Ketua Dewan Pengurus    Pusat Partai Demokrat Sutan Bathoegana menyatakan partainya tidak kaget atas    pernyataan Yulianis. "Ini berita kan sudah sering disebut-sebut,"    ujar Sutan. Ketua Divisi Hubungan Eksternal Demokrat Andi Nurpati    mempertanyakan data Yulianis. "Bagaimana cara membuktikannya? Siapa pun    bisa membuat catatan seperti Yulianis." Adapun Ibas sampai    kemarin malam belum berhasil dihubungi. Akhir bulan lalu, ketika dokumen    catatan keuangan Permai Group beredar, Ibas membantah menerima aliran dana    Hambalang. "Tudingan tersebut tidak benar dan tidak berdasar. Seribu    persen saya yakin tidak menerima dana dari kasus yang disebut-sebut selama    ini," ucap dia.  Indonesia Corruption    Watch (ICW) mendesak KPK memeriksa Ibas guna mengklarifikasi keterangan    Yulianis. "Jangan sampai karena anak penguasa, Ibas tidak    diperiksa," kata Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW Ade Irawan.   |    
Kabareskrim: Tersangka Teroris Berjumlah Tujuh Orang
DPR Harapkan Pemerintah Sesuaikan Anggaran Subsidi BBM
|      Jakarta    (ANTARA) - Ketua Komisi VII DPR RI Sutan Bathoegana mengharapkan pemerintah    dapat segera menyesuaikan anggaran yang digunakan untuk subsidi bahan bakar    minyak (BBM) dengan cara mematok alokasi anggaran menjadi sekitar 20--30    persen.  "Pemerintah harus    mempertimbangkan kembali penyesuaian anggaran subsidi BBM untuk dipatok    sekitar 20--30 persen sehingga harganya fluktuatif dengan menyesuaikan harga    minyak dunia. Hal itu tentu akan berguna bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi    nasional," kata Sutan melalui telepon kepada Antara di Jakarta, Jumat.  Menurut dia, penyesuaian    subsidi BBM menjadi upaya terbaik yang dapat dilakukan pemerintah untuk    meningkatkan pembangunan infrastruktur seperti yang didesak oleh Kamar Dagang    Indonesia (Kadin) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).  Selain itu investor asing    juga akan tertarik menanamkan modalnya di Indonesia jika pembangunan    infrastruktur dikembangkan secara baik.  Dia menambahkan jika    pembangunan infrastruktur terhambat maka ekonomi nasional akan terganggu.  "Kemudian kita tahu    bahwa setiap satu persen pertumbuhan ekonomi maka akan menghasilkan 300    lapangan kerja baru," kata Sutan.  Sutan mengatakan murahnya    harga BBM jenis premium juga memperbesar kemungkinan penyelundupan bahan    bakar ke luar negeri.  Ketua Komisi VII tersebut    mengatakan anggaran subsidi BBM dapat dialihkan kepada sektor lain seperti    kesehatan, pendidikan, transportasi umum dan juga infrastruktur.  Pemerintah telah    menganggarkan dana sebesar Rp274,4 triliun dari Anggaran Pendapatan dan    Belanja Negara (APBN) untuk subsidi energi.  Sekitar Rp198,3 triliun    dari anggaran tersebut dialokasikan untuk subsidi BBM pada tahun 2013. (ar)  |    
Kekalahan Beruntun Golkar di Pilkada Hendaknya Dievaluasi
|      Liputan6.com,    Jakarta :    Kekalahan kader Partai Golkar di beberapa pertarungan Pilkada seperti di    Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Papua menjadi pecutan tersendiri    bagi Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau akrab disapa Ical. Sebab    Partai Golkar sudah terlanjut menobatkan Ical menjadi calon presiden (capres)    pada Pemilu 2014. Menanggapi hal itu, Ketua    Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar Akbar Tandjung menilai kekalahan    beruntun di beberapa pilkada sesungguhnya belum bisa disebut sebagai ancaman    serius bagi pencapresan Ical. Tapi kekalahan tersebut harus menjadi evaluasi    tersendiri dari proses pencapresan Ical. "Saya belum sampai    sejauh itu. Tapi bahwa dalam kekalahan Golkar 3 kali berturut-turut di kepala    daerah, hendaknya dijadikan suatu pelajaran dan suatu bahan untuk    evaluasi," kata Akbar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat    (15/3/2013). Hasil evaluasi itu,    lanjut Akbar, tentu diharapkan jadi bahan masukan terutama dalam menghadapi    Pilpres 2014. Di Sumatera Utara, Jawa Barat, Jakarta dan Papua padahal    merupakan basis Golkar. Karena itu apa yang salah dalam proses pilkada harus    dipelajari. "Yang salah itu    mungkin calon yang kita tetapkan tidak sejalan dan sesuai dengan kehendak    masyarakat, jadi tidak terpilih. Barangkali mekanisme dalam menetapkan calon    perlu kita evaluasi juga," terang Akbar. Akbar menambahkan terkait    surat rekomendasi Dewan Pertimbangan Golkar yang ditujukan DPP Partai Golkar    mengenai elektabilitas Ical yang tak kunjung naik, beberapa waktu lalu, hanya    memonitor. Ia menganggap elektabilitas Ical belum kondusif untuk jadi    pemenang pada Pilpres 2014. "Itu kan saran kami    dari Wantim. Kami tidak bisa beri tanggapan dan jawaban saat ini, nanti kita    lihat saja. Yang penting semangat pada kami untuk sampaikan itu tidak lain    adalah semangat untuk tetap bisa mendukung adanya kenaikan elektabilitas dari    capres Golkar yaitu Aburizal Bakrie," tukasnya.(Ais)  |    
PKS Tepis Keterlibatan Kader Dalam Terorisme Mustikajaya
|      Bekasi    (ANTARA) - Partai Keadilan Sejahtera Kota Bekasi, Jawa Barat, menilai kabar    keterkaitan kadernya dengan aksi terorisme Mustikajaya sebagai upaya menjatuhkan    citra partai jelang Pemilu 2014.  Hal itu dikatakan Ketua    Bidang Humas Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Kota Bekasi Ariyanto Hendrata,    di Bekasi, Jumat, menyikapi kesaksian sejumlah warga Mustikajaya yang    menyebutkan lokasi persembunyian dua tersangka teroris merupakan milik kader    PKS, yakni Edi Novian.  "Banyak orang yang    tidak kenal siapa dan bagaimana PKS. Mungkin yang dilihat warga adalah    kesamaan secara fisik dan penampilan layaknya kader kami," ujarnya.  Ketua RW 03 Mustikajaya,    Anin Sigkih, mengaku mengenal pemilik bangunan bengkel mebel yang menjadi    lokasi penggerebekan Densus 88 Antiteror di RT 002 RW 003 Jalan Laimun,    Mustikasari, Mustikajaya, Kota Bekasi, Jumat pagi.  "Saya pernah lihat    Pak Edi mengantarkan konsumsi untuk keperluan saksi PKS di tempat pemungutan    suara (TPS) selama pelaksanaan Pilkada Kota Bekasi pada tanggal 16 Desember    2012. Beliau adalah pemilik bengkel mebel karena saya yang mengurus    perizinannya," katanya.  Hal itu juga diperkuat    oleh pernyataan salah satu warga setempat yang berprofesi sebagai anggota    DPRD Kota Bekasi dari PDI Perjuangan, Tumai.  "Saya tahu dia (Edi)    kader PKS dari teman saya yang pernah menyaksikan dia terlibat dalam kegiatan    PKS," katanya.  Menurut Ariyanto, pihaknya    tidak menemukan daftar anggota atau kader PKS setempat yang bernama Edi    Novian.  "Kalaupun pernah ada    orang yang pernah membantu konsumsi saksi kami, itu sifatnya sukarela. Kami    tidak bisa melarang masyarakat memberi bantuan," katanya.  Pihaknya berkesimpulan    bahwa kabar tersebut sengaja diembuskan pihak tak bertanggung jawab untuk    merusak citra partai di mata masyarakat.  "Tahun ini adalah    tahun politik, tetapi jangan gunakan segala cara untuk merusak citra kami.    Memang belakangan ini banyak pihak yang ingin menjatuhkan PKS," katanya.    (ar)  |    
Harga Bawang Melambung, Pengusaha Kerupuk Menjerit
|      TEMPO.CO, Jember    - Para pengusaha kecil yang memproduksi kurupuk di Kabupaten Jember, Jawa    Timur harus memutar otak agar tidak terus tergencet akibat melambungnya harga    bawang putih yang menjadi bahan baku produksinya. Salah seorang pengusaha    kerupuk di Kecamatan Mangli, Nyonya Kurniawati, mengatakan bawang putih    sangat dibutuhkan agar kerupuk terasa renyah dan gurih. Namun, sejak harga    bawang putih melambung, Kurniawati terpaksa mencampunya dengan bumbu instan. Kurniawati memaparkan,    biasanya ia menggunakan 1,5 kilogram bawang putih sebagai bahan campuran    untuk 100 kilogram tepung pembuat kerupuk. Sedangkan setiap hari diproduksi    sedikitnya 500 kilogram kerupuk. "Sebenarnya harus    menggunakan 7,5 kilogram bawang putih. Tapi karena harganya mahal, saya cuma    pakai 4 kilogran, dan dicampur bumbu instan," kata Kurniawati, Jumat, 15    Maret 2013. Hal senada diungkapkan    Sunaryanto, pengusaha kerupuk di Kecamatan Wirolegi. Sejak harga bawang putih    melejit hingga Rp 80 ribu per kilogram, dia hanya menggunakan 5 kilogram    bawang outih. Padahal, setiap hari diproduksi 10 kuintal krupuk. "Ya,    saya sudah beri tahu pelanggan, untuk sementara saya campur dengan bumbu    instan," ujarnya. Kurniawati maupun    Sunaryanto mengatakan mereka terpaksa menggunakan bumbu instan untuk dicampur    dengan bawang putih demi menekan ongkos produksi. "Harga jual kerupuk    tidak berani kami naikkan. Tetap Rp 9 ribu per kilogram agar pelanggan tetap    mau membelinya," ucap Kurniawati. Berdasarkan pantauan    Tempo, harga bawang putih di sejumlah pasar, dalam dua hari terakhir, mulai    turun, yakni berkisar antara Rp 55 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogram.    Sebelumnya, harganya mencapai Rp 80 ribu per kilogram. "Ya, turun    sekitar Rp 20 ribuan per kilogram," tutur salah seorang pedagang di    Pasar Tanjung Kota Jember, Zamroni.  |    
Usai diperiksa KPK, anak Hilmi Aminuddin kembali bungkam
|      MERDEKA.COM. Ridwan Hakim yang diperiksa    sebagai saksi dalam kasus dugaan suap pengurusan kuota impor daging sapi    selesai menjalani pemeriksaan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).    Anak Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, ustadz Hilmi Aminuddin,    itu kembali bungkam kepada wartawan yang menunggu sejak pagi.  |    
Saan Pertimbangkan Maju Sebagai Calon Ketua Umum
|      Jakarta    (ANTARA) - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa menyatakan    masih mempertimbangkan untuk maju sebagai calon ketua umum pada kongres luar    biasa (KLB) Partai Demokrat yang akan diselenggarakan di Bali, akhir Maret    mendatang.  "Saya masih    mempertimbangkan, apakah akan maju atau tidak menjadi calon ketua umum. Saya    masih terus mempelajari peta dukungan suara," kata Saan Mustopa di    Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.  Menurut Saan, dirinya    akan melakukan berdiskusi dengan beberapa politisi Partai Demokrat, termasuk    mantan ketua umum Anas Urbaningrum, Kamis malam ini.  Diskusi tersebut, menurut    dia, untuk menyikapi rencana penyelenggaraan KLB serta membaca peta dukungan    suara.  "Melalui diskusi dan    tukar pikiran, maka saya akan memperoleh banyak masukan berharga sebelum    memutuskan, apakah akan tampil sebagai calon ketua umum atau tidak,"    katanya.  Anggota Komisi III DPR RI    ini mengaku, selama beberapa hari sebelumnya, ia sudah melakukan komunikasi    melalui telepon kepada pengurus dewan pimpinan daerah (DPD) dan dewan    pimpinan cabang (DPC) di sejumlah daerah di Indonesia.  Dari komunikasi tersebut,    menurut Saan, sejumlah pengurus daerah dan cabang menanyakan apakah dirinya    akan maju sebagai calon ketua umum atau tidak.  "Pada komunikasi    tersebut, saya belum memastikan akan maju, karena itu saya ingin    mendiskusikannya dulu dengan teman-teman di Jakarta," katanya.  Saan menambahkan, jika    nantinya dia memutuskan tampil sebagai calon ketua umum, ia siap menjalin    komunikasi dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang    Yudhoyono, serta semua pemangku kepentingan di internal partai.  Rencananya, Partai    Demokrat akan menyelenggarakan KLB di Denpasar, Bali, 30-31 Maret 2013, untuk    memilih ketua umum pengganti Anas Urbaningrum.(ar)  |    
Thursday, March 14, 2013
Neneng Dihukum Membayar Uang Pengganti Rp 800 Juta
|      TEMPO.CO,    Jakarta - Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta tidak hanya    menghukum Neneng Sri Wahyuni dengan kurungan penjara 6 tahun dan denda Rp 300    juta saja. Terdakwa korupsi proyek pengadaan pembangkit listrik tenaga surya    di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2008 itu juga dijatuhi    pidana tambahan untuk membayar uang pengganti. "Menjatuhkan pidana    tambahan membayar uang pengganti Rp 800 juta," kata hakim ketua Tati    Hadiyanti saat membacakan putusan, Kamis, 14 Maret 2013. Uang pengganti, Tati    menambahkan, selambat-lambatnya dibayarkan 1 bulan setelah hukuman    ditetapkan. Jika tak membayar, harta kekayaan Neneng akan dilelang untuk    memenuhinya. "Dan apabila tetap tidak memenuhi, maka dipidana penjara    selama 1 tahun," ujar Tati. Uang pengganti merupakan    duit yang dikorupsi Neneng. Hakim Ugo mengatakan istri Muhammad Nazaruddin    itu terbukti memperkaya diri sendiri, sebesar Rp 800 juta. Neneng juga    dinyatakan memperkaya orang lain dan perusaha milik Nazar, PT Anugrah Nusantara.     Dia memberi uang kepada    panitia lelang dan pengadaan sebanyak Rp 124 juta. Sementara itu, Anugrah    Nusantara diuntungkan Rp 1,8 miliar. "Sehingga unsur memperkaya diri    sendiri atau orang lain atau korporasi dalam hal ini terpenuhi," kata    Ugo. Neneng sendiri sempat melarikan diri ke Malaysia sebelum dijemput ke    KPK. Soal hukuman denda Rp 300    juta, Neneng diancam pidana 6 bulan kurungan, bila tak memenuhinya. Di    hadapan hakim, Neneng terbukti melanggar Pasal 2 Ayat 1 juncto pasal 18    Undang-Undang nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi    sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2001 juncto    Pasal 55 Ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.  |    
Wednesday, March 13, 2013
Pencipta Ogoh-ogoh mirip Anas merasa terintimidasi
|      MERDEKA.COM. Pembuatan Ogoh-ogoh mirip Anas    Urbaningrum berbuntut panjang. Komang Tenaya, warga Denpasar pencipta patung    raksasa itu kini merasa terintimidasi.  |    
Kereta Api Non AC Ditiadakan Mulai Bulan Juli ini
|      TEMPO.CO, Jakarta    - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero), Ignasius Jonan,    menargetkan seluruh kereta api ekonomi yang tidak berpendingin udara (AC),    baik kereta api listrik mau pun kereta api jarak jauh akan diganti menjadi    kereta api AC. Kebijakan tersebut sudah dilaksanakan perlahan-lahan sejak    tahun lalu dan ditargetkan selesai pada Juli 2013. Dengan kebijakan    tersebut, kata Jonan, secara otomatis akan meningkatkan harga tiket kereta    api yang berlaku saat ini. "Misalnya tiket kereta api listrik. Harga    tiket KRL akan diterapkan single class menjadi sekitar Rp 8.000 karena    semuanya sudah berpendingin udara," kata Jonan di Komplek Senayan, Rabu,    13 Maret 2013. Sedangkan tiket kereta    api ekonomi jarak jauh, kata Jonan, diperkirakan akan naik beberapa kali    lipat. Misalnya untuk kereta ekonomi jarak jauh KA Logawa yang melayani rute    Purwokerto-Jember, harganya meningkat dari Rp 40.500 menjadi Rp 150 ribu    sekali jalan. Peningkatan harga ini dilakukan karena kereta ber-AC tidak    mendapatkan public service obligation. Ia menjelaskan, tujuan    penggantian kereta non AC menjadi ber-AC semata-mata demi meningkatkan    kualitas pelayanan mereka kepada masyarakat. Menurutnya, penggunaan kereta    ekonomi non AC, terutama pada KRL, tidak manusiawi. Sebab, masyarakat    diharuskan naik kereta dengan pintu yang tidak dapat tertutup sehingga    membahayakan penumpang. Kereta non AC, kata    Jonan, juga rajin rusak karena sudah termakan usia. Akibatnya, sering kali    perjalanan kereta secara keseluruhan terganggu atau dibatalkan karena ada    kereta ekonomi non AC yang sudah tua menghalangi rel. "Biaya perbaikan    kereta ekonomi non AC juga jauh lebih tinggi karena komponennya sudah    langka," kata Jonan. Berdasarkan catatan PT    KAI, pada 2012 terjadi 1.228 pembatalan perjalanan KRL non AC karena    gangguan. Selain itu, gangguan KRL non AC mengakibatkan 4.217 perjaanan KRL    AC terganggu. Jonan yakin penumpang    kereta akan menerima kebijakan PT KAI yang meniadakan kereta ekonomi non AC    tersebut dan kenaikan harga tiketnya. "Penerapan harga tiket kereta api    ber AC tanpa PSO sudah dilaksanakan sejak triwulan III 2013 dan ternyata    dapat diterima masyarakat," kata Jonan. Hal ini didasari dari    data tren angkutan penumpang KRL yang dimiliki PT KAI yang berubah dalam    waktu empat tahun. Data mereka menunjukkan, penumpang KRL non AC semakin    menurun tiap tahunnya. Pada 2009, jumlah penumpang KRL non AC berjumlah 86,6    juta. Pada 2010 angka turun menjadi 69,3 juta. Pada 2011 kembali turun    menjadi 56 juta dan pada 2012 menjadi 46,5 juta. Dan sebaliknya, jumlah    penumpang KRL AC malah semakin meningkat. Pada 2009, jumlah penumpang KRL AC    berjumlah 43,9 juta, pada 2010 meningkat menjadi 54,5 juta, pada 2011 kembali    naik jadi 65 juta, dan pada 2012 kembali meningkat menjadi 87,5 juta    penumpang. Jonan mengatakan, tren    penumpang KRL tersebut menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyenangi    penggunaan moda transportasi KRL AC dari pada KRL non AC. "Pekerja luar    Jakarta yang ingin ke Jakarta lebih memilih KRL AC karena lebih terjamin    ketepatan waktunya, serta jauh lebih aman dan nyaman, walau mereka harus    membayar lebih mahal," kata Jonan. Komisi Perhubungan Dewan    Perwakilan Rakyat RI mendukung rencana PT KAI tersebut. Ketua Komisi    Perhubungan DPR RI, Laurens Bahang Dama mengatakan, terobosan tersebut akan    membantu meningkatkan pelayanan PT KAI kepada masyarakat. "Hanya saja, PT KAI    harus tetap memikirkan para penumpang kereta ekonomi yang tidak mampu,"    kata Laurens. Ia mengatakan, kebijakan tersebut berpotensi menyingkirkan para    pengguna kereta api tidak mampu. Oleh sebab itu, harus dicari rumusan paling    tepat agar penumpang tidak mampu tersebut tetap dapat berkendara dengan    menggunakan kereta api.  |    
Tuesday, March 12, 2013
Bambang Soesatyo akui bertemu Djoko Susilo di restoran Jepang
|      MERDEKA.COM. Anggota Komisi III DPR yang juga    politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo mengakui bahwa dirinya bersama    tersangka kasus korupsi simulator SIM di Korlantas Mabes Polri Irjen Pol    Djoko Susilo, pernah bertemu di salah satu restoran Jepang di Jakarta. Pertemuan    itu juga di hadiri oleh koleganya, Azis Syamsuddin. Namun Bambang membantah    jika pertemuan tersebut membahas pengadaan simulator SIM di Mabes Polri.  |    
Fans Pilih Villa Ketimbang Fabregas Atau Alexis
|      Liputan6.com,    Barcelona :    Menjelang partai hidup-mati menjamu AC Milan di leg kedua babak 16 besar Liga Champions    yang berlangsung di Camp Nou nanti malam, Asisten Pelatih Barcelona Jordi    Roura masih belum membuat keputusan terkait sosok pemain yang bakal    mendampingi Lionel Messi dan Pedro Rodriguez di lini depan timnya yang tetap    memakai formasi 4-3-3. Posisi winger kiri itulah    yang menjadi bahan pembicaraan publik Spanyol mengingat 10 posisi starting line-up    lainnya telah dipastikan menjadi milik Victor Valdes, Dani Alves, Gerard    Pique, Carles Puyol, Jordi Alba, Sergio Busquets, Xavi Hernandez, Andres    Iniesta, Messi, dan Pedro.  Ada empat kandidat pemain    yang dapat ditunjuk Roura untuk melengkapi formasi tiga pemain di lini depan,    yaitu David Villa, Alexis Sanchez, Cesc Fabregas dan Cristian Tello. Nah, guna "membantu" Roura    untuk memecahkan masalah tersebut, dua harian olahraga terkemuka di Spanyol, Marca dan AS, menggelar polling bagi para user-nya. Hasilnya,    sama, sebagian besar fans menghendaki Villa diturunkan sejak awal mendampingi    Messi dan Pedro saat menghadapi Rossoneri.    Adalah penampilan bagus Villa saat menghadapi Deportivo La Coruna yang jadi    tolok ukur fans Barca. Dari 12 ribu responden,    Villa, 31 tahun, dipandang lebih pas untuk mengatasi kesolidan lini belakang    Milan nanti malam. Namun, fans memahami jika keputusan akhir bakal berada di    tangan Roura. Pun demikian halnya, dengan kemungkinan tiga pemain lainnya    yang masih berpeluang untuk diturunkan sebagai starter:  Adriano Corriera, Javier Mascherano,    dan Thiago Alcantara.  |    
Panglima Anas maju di KLB, Ruhut ngakak
|      MERDEKA.COM. Politikus Partai Demokrat Ruhut    Sitompul mengaku kaget setelah mendengar kabar bahwa mantan Ketua DPC Partai    Demokrat Cilacap Tri Dianto memutuskan maju sebagai calon ketua umum di    Kongres Luar Biasa (KLB). Enggan mengomentari lebih jauh, Ruhut hanya    melempar tawa mendengar kabar yang dianggapnya lelucon tersebut.  |